Selasa, 18 September 2012

10 Gempa bumi yang melanda di indonesia

gem -->
Gempa bumi di Papua 2009 memiliki kekuatan 7,6 pada Skala Ricther. Gempa bumi yang terjadi pada tanggal 4 Januari 2009 pukul04:43:51 waktu setempat telah menewaskan sedikitnya empat orang dan melukai puluhan orang, dengan episenter 150 kilometer ( 95 mil) barat laut Manokwari dan sekitar 170 km (105 mil) timur laut Sorong provinsi Papua Barat Indonesia. Seorang pejabat dari World Vision mengatakan sepuluh bangunan telah hancur total, termasuk beberapa hotel dan rumah pejabat pemerintah. Para pejabat mengatakan tiga orang, yang telah tinggal di hotel Mutiara di kota Manokwari, dapat diselamatkan dari reruntuhan dan dibawa ke rumah sakit.
Badan Meteorologi Jepang mengatakan kepada kantor berita Reuters gempa juga memicu tsunami kecil 40 cm-tinggi yang menghantam pantai Jepang, tetapi tidak menyebabkan kerusakan.

9. Gempa Bumi Sumatera 2009 (7.6 SR)
Gempa bumi Sumatera Barat 2009 terjadi dengan kekuatan 7,6 Skala Richter di lepas pantai Sumatera Barat pada pukul 17:16:Tautan10 WIB tanggal 30 September 2009. Gempa ini terjadi di lepas pantai Sumatera, sekitar 50 km barat laut Kota Padang. Gempa menyebabkan kerusakan parah di beberapa wilayah di Sumatera Barat seperti Kabupaten Padang Pariaman, Kota Padang, Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Pariaman, Kota Bukittinggi, Kota Padangpanjang, Kabupaten Agam, Kota Solok, dan Kabupaten Pasaman Barat. Menurut data Satkorlak PB, sedikitnya 1.117 orang tewas akibat gempa ini yang tersebar di 3 kota & 4 kabupaten di Sumatera Barat, korban luka berat mencapai 1.214 orang, luka ringan 1.688 orang, korban hilang 1 orang. Sedangkan 135.448 rumah rusak berat, 65.380 rumah rusak sedang, & 78.604 rumah rusak ringan.https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixYvWAni5L7lIJSxA96zHiB2fSEk1_t6mmPXpw3myh0zHhF1QhgpQHg0Stw_Rh0l71TaD8iSuHEVLi9Q8dcYafHh6E-vFSZbxokk0HuoWOBaoL_Zqcr7fFo9L7Qb0SzDpOIq_-vtKYLzIC/s400/200px-Ambacang_hotel.jpg

8. Gempa Bumi Jawa 2006 (7.7 SR)
Gempa bumi Jawa Juli 2006 ialah gempa bumi berkekuatan 7.7 versi bmkg pada skala Richter di lepas pantai Jawa Barat, Indonesia. Terjadi pada 17 Juli 2006 pada pukul 8:19 UTC. Gempa bumi ini menyebabkan tsunami setinggi 2 meter yang menghancurkan rumah di pesisir selatan Jawa, membunuh setidaknya 659 jiwa.
Tsunami itu menghantam desa-desa di pesisir selatan Jawa di Cipatujah, Tasikmalaya dan Pangandaran, Ciamis. Dilaporkan tempat liburan pantai Jawa Barat di Pangandaran mengalami rusak parah. Menurut U.S. Geological Survey gempa bumi ini berpusat pada 9.295° LS 107.347° BT , 48,6 km di bawah dasar laut. Berada 225 km (140 mil) timur laut Pulau Natal dan 240 km (150 mil) tenggara Tasikmalaya, Indonesia, dan 358 km (222 mil) selatan Jakarta.

7. Gempa Bumi Bengkulu 2007 (7.9 SR)
Gempa Bumi Bengkulu 2007 adalah rangkaian gempa yang terjadi di Palung Jawa, di lepas pantai Bengkulu, Sumatra, Indonesia. Gempa ini menimbulkan peringatan tsunami di pantai-pantai Samudra Hindia, yang kemudian dicabut.
Gempa awal memiliki kekuatan 8.4 Mw atau 7.9 SR, terjadi pada tanggal 12 September 2007 pukul 18.10 WIB. Pusat gempa terletak kira-kira 10 km di bawah tanah, sekitar 105 km lepas pantai Sumatra, atau sekitar 600 km dari ibukota Jakarta. Gempa utama ini diikuti oleh serangkaian gempa susulan, yang berkekuatan sekitar 5 through 6 Mw pada patahan yang sama. Gempa utama tersebut juga disusul dengan gelombang pasang yang kemudian membanjiri sedikitnya 300 rumah penduduk dan bangunan publik di Pulau Pagai, Kepulauan Mentawai sampai setinggi 1 meter.
Gempa besar kedua terjadi dengan kekuatan 7.8 Mw, pada 13 September (WIB) di daerah Kepulauan Mentawai, 2.526°LS 100.963°BT -- 188 km dari Padang, Sumatra Barat, di kedalaman 10 km. Gelombang pasang yang terjadi di Thailand dan pengamatan ilmiah lainnya di Samudra Hindia setelah gempa kedua ini memicu peringatan tsunami kedua.

6. Gempa Bumi Sumatera 1979 (8.4 SR)
Gempa bumi Sumatera 1797 adalah yang pertama dalam serangkaian gempa bumi besar yang pecah bagian dari segmen Sumatra dari megathrust Sunda. Hal ini menyebabkan tsunami yang sangat merusak di dekat Padang, di mana sebuah kapal Inggris 150-200 ton didorong 1 Km hingga ke pedalaman sungai Arau.
Pulau Sumatera terletak di batas lempeng konvergen antara Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia. Konvergensi antara lempeng sangat miring di dekat Sumatera, dengan perpindahan yang sedang diakomodasi oleh murni dip-slip dekat faulting sepanjang zona subduksi, yang dikenal sebagai megathrust Sunda, dan dekat murni strike-slip faulting sepanjang sesar Sumatera Besar. Peristiwa slip utama pada interface zona subduksi biasanya tipe megathrust. Secara historis, besar atau raksasa megathrust gempa bumi telah dicatat pada 1797, 1833, 1861, 2004, 2005 dan 2007, sebagian besar dari mereka dikaitkan dengan tsunami yang menghancurkan.

5. Gempa Bumi Sumatera 1861 (8.5 SR)
Gempa bumi Sumatra 1861 terjadi pada tanggal 16 Februari 1861. Itu adalah yang terakhir dalam urutan gempa bumi yang berdekatan pecah bagian dari segmen Sumatra dari megathrust Sunda. Hal ini menyebabkan bencana tsunami yang menyebabkan beberapa ribu kematian. Gempa dirasakan sejauh semenanjung Malaysia dan bagian timur Jawa. Daerah pecah untuk gempa bumi Sumatera 2005 adalah serupa dengan yang diperkirakan untuk event 1861.

4. Gempa Laut Banda 1938 (8.5 SR)
Gempa bumi Laut Banda 1938 terjadi di wilayah Laut Banda pada tanggal 1 Februari 1938, dan merupakan gempa bumi terbesar ke-9 pada abad ke-20. Kekuatan gempa bumi ini adalah 8.5 Skala Richter, dan menyebabkan tsTautanunami setinggi 1.5 meter, tetapi tidak terdapat korban jiwa pada peristiwa ini.

3. Gempa Bumi Sumatera 2005 (8.7 SR)
Gempa bumi Sumatera 2005 terjadi pada pukul 23.09 WIB pada 28 Maret 2005. Pusat gempanya berada di 2° 04' 35? U 97° 00' 58? T, 30 km di bawah permukaan Samudra Hindia, 200 km sebelah barat Sibolga, Sumatra atau 1400 km barat laut Jakarta, sekitar setengah jarak antara pulau Nias dan Simeulue. Catatan seismik memberikan angka 8,7 skala Richter (BMG di Indonesia mencatat 8,2) dan getarannya terasa hingga Bangkok, Thailand, sekitar 1.000 km jauhnya.
Dengan kekuatan sebesar 8,7 SR, gempa ini merupakan gempa bumi terbesar kedua di dunia sejak tahun 1964. Segera setelah terjadi, muncul peringatan akan kemungkinan datangnya tsunami yang akhirnya tidak terjadi.
Gempa ini kemungkinan terpicu oleh gempa sebelumnya pada bulan Desember 2004, gempa bumi Samudra Hindia 2004.
Tautan
2. Gempa Bumi Sumatera 1833 (8.8-9.2 SR)
Gempa bumi Sumatra 1833 terjadi pada tanggal 25 November 1833, sekitar pukul 22:00 waktu setempat, dengan kekuatan gempa diperkirakan dalam kisaran SR = 8,8-9,2. Hal ini menyebabkan tsunami besar yang membanjiri pantai barat daya pulau. Tidak ada catatan yang dapat diandalkan menenai korban jiwa, dengan korban yang digambarkan hanya sebagai 'banyak'. Besarnya bencana ini telah diestimasi dengan menggunakan catatan pengangkatan diambil dari microatolls karang.
Hanya ada informasi yang tersedia mengenai tingkat kerusakan yang terkait dengan gempa bumi atau tsunami. Namun, tsunami jelas menghancurkan sepanjang pantai barat daya Sumatera dari Pariaman ke Bengkulu. Ada juga satu-satunya laporan kerusakan yang signifikan di Seychelles.Tautan

1. Gempa Bumi Samudera Hindia 2004 (9.1-9.3 SR)
Kekuatan gempa pada awalnya dilaporkan mencapai 9.0 SR. Pada Februari 2005 dilaporkan gempa berkekuatan 9.3 SR. Meskipun Pacific Tsunami Warning Center telah menyetujui angka tersebut. Namun,United States Geological Survey menetapkan 9.1 SR. Pada tanggal 26 Desember 2004, terjadi gempa bumi dahsyat di Samudra Hindia, lepas pantai barat Aceh.
Gempa terjadi pada waktu 7:58:53 WIB. Pusat gempa terletak pada bujur 3.316° N 95.854° EKoordinat: 3.316° N 95.854° E kurang lebih 160 km sebelah barat Aceh sedalam 10 kilometer. Gempa ini berkekuatan 9,3 menurut skala Richter dan dengan ini merupakan gempa bumi terdahsyat dalam kurun waktu 40 tahun terakhir ini yang menghantam Aceh, ikhtisar lokasi gempa Intensitas Seismografis Densitas Peta GoogleSumatera Utara, Pantai Barat Semenanjung Malaysia, Thailand, Pantai Timur India, Srilangka, bahkan sampai Pantai Timur Afrika.https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCIyw4irSqnpBlZYl0ABSm_XrPh_NrdjdhTGT80U4R7aEd7rc0MH0Iumm_eJEJp_FSE3chG3lAl4cA-bfAvnN1KVDxVR2iJEppg3QbeOnLXdAD_dX90ib5NYE06F9Yj933tIVRjXU-gA7g/s400/225px-2004-tsunami.jpgGempa yang mengakibatkan tsunami menyebabkan sekitar 230.000 orang tewas di 8 negara. Ombak tsunami setinggi 30 meter. Bencana ini merupakan kematian terbesar sepanjang sejarah. Indonesia, Sri Langka, Inda, dan Thailand merupakan negara dengan jumlah kematian terbesar.

Senin, 17 September 2012

bencana banjir


Penyebab banjir sendiri bisa terjadi karena berbagai hal baik alam maupun manusia.Dan berikut adalah hal-hal yang menyebabkan banjir di seluruh dunia termasuk Indonesia :
  • Peristiwa alam seperti Curah hujan dalam jangka waktu yang lama.
  • Terjadinya erosi tanah hingga hanya menyisakan batuan, dan tidak ada resapan air. bahkan bukan hanya banjir tapi juga tanah longsor
  • Buruknya penanganan sampah, hingga kemudian sumber saluran air tersumbat.
  • Bendungan dan saluran air rusak. Seperti yang terjadi pada bencana di situ gintung
  • Penebangan hutan secara liar dan tidak terkendali.
  • Di daerah bebatuan daya serap air sangat kurang. Sehingga memudahkan terjadi bencana banjir
  • Kiriman atau bencana banjir bandang.
  • Keadaan tanah tertutup semen, paving atau aspal, hingga tidak menyerap air.
  • Pembangunan tempat permukiman dimana tanah kosong diubah menjadi jalan gedung, tempat parkir, hingga daya serap air hujan tidak ada. Contohlah kota-kota besar semacam jakarta yang sering terjadi bencana banjir.
Bencana banjir sebenarnya dapat kita hindari, yaitu dengan menghindari hal-hal diatas. Sehingga tidak akan terjadi peristiwa seperti situ gintung ataupun bajir bandang yang sering terjadi di indonesia. seperti sebuah kata bijak “Manusia adalah bagian dari alam, jika kita menyakiti alam maka kita juga akan menyakiti manusia”.

artikel tsunami

ARTIKEL TSUNAMI ACEH

Gempa bumi tanggal 26 Desember 2004 di Asia Tenggara, yang terbesar dalam kurun waktu 40 tahun terakhir dan terbesar kelima sejak tahun 1900, tercatat 9 pada skala Richter. Gempa tersebut beserta gelombang tsunami yang terjadi setelahnya menyebabkan bencana yang menewaskan lebih dari 220.000 orang. Patahan seluas 1.000 kilometer persegi yang muncul akibat pergerakan sejumlah lempengan di bawah permukaan bumi dan energi raksasa yang ditimbulkan oleh bongkahan tanah raksasa yang berpindah tempat, berpadu dengan energi raksasa yang terjadi di samudra untuk membentuk gelombang tsunami. Gelombang tsunami itu menghantam negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia, Sri Lanka, India, Malaysia, Thailand, Bangladesh, Myanmar, Maladewa dan Seychelles, dan bahkan pesisir pantai Afrika seperti Somalia, yang terletak sejauh kurang lebih 5.000 kilometer.
Istilah "tsunami," yang dalam bahasa Jepang berarti gelombang pelabuhan, menjadi bagian dari bahasa dunia pasca tsunami raksasa Meiji pada tanggal 15 Juni 1896 yang melanda Jepang dan menyebabkan 21.000 orang kehilangan nyawa.
Untuk memahami tsunami, sangatlah penting untuk dapat membedakannya dari pergerakan pasang-surut dan gelombang biasa yang diakibatkan oleh angin. Angin yang bertiup di atas permukaan laut menimbulkan arus yang terbatas pada lapisan bagian atas laut dengan memunculkan gelombang-gelombang yang relatif kecil. Misalnya; para penyelam dengan tabung udara dapat dengan mudah menyelam ke bawah dan mencapai lapisan air yang tenang. Gelombang laut mungkin dapat mencapai setinggi 30 meter atau lebih saat terjadi badai dahsyat, tapi hal ini tidak menyebabkan pergerakan air di kedalaman. Selain itu, kecepatan gelombang laut biasa yang diakibatkan angin tidaklah lebih dari 20 km/jam. Sebaliknya, gelombang tsunami dapat bergerak pada kecepatan 750-800 km/jam. Gelombang pasang surut bergerak di permukaan bumi dua kali dalam rentang waktu satu hari dan, seperti halnya tsunami, dapat menimbulkan arus yang mencapai kedalaman hingga dasar samudra. Namun, berbeda dengan gelombang pasang surut, penyebab gelombang tsunami bukanlah gaya tarik bumi dan bulan.
Tsunami merupakan gelombang laut berperiode panjang yang terbentuk akibat adanya energi yang merambat ke lautan akibat gempa bumi, letusan gunung berapi dan runtuhnya lapisan-lapisan kerak bumi yang diakibatkan bencana alam tersebut di samudra atau di dasar laut, peristiwa yang melibatkan pergerakan kerak bumi seperti pergeseran lempeng di dasar laut, atau dampak tumbukan meteor. Ketika lantai dasar samudra berpindah tempat dengan kecepatan tinggi, seluruh beban air laut di atasnya terkena dampaknya. Apa yang terjadi di lantai dasar samudra dapat disaksikan pengaruhnya di permukaan air laut, dan keseluruhan beban air laut tersebut, hingga kedalaman 5.000 - 6.000 meter, bergerak bersama dalam bentuk gelombang. Satu rangkaian bukit dan lembah gelombang itu dapat meliputi wilayah hingga seluas 10.000 kilometer persegi.
TSUNAMI TIDAK BERDAMPAK DI LAUTAN

GUNUNG MELETUS

-->
unung Kelud akan muntahkan batu jika meletus

Selasa, 1 Mei 2012 22:03 WIB | 4996 Views
Gunung Kelud (FOTO ANTARA/Arief Priyono)
Berita Terkait
Jakarta (ANTARA News) - Gunung Kelud yang terletak di perbatasan antara kabupaten Kediri dan Blitar setelah kehilangan danau di puncaknya saat meletus pada 2007 dipastikan akan memuntahkan bebatuan jika kembali meletus, bukan lagi berupa muntahan lahar.

"Sejak letusan pada 2007 muncul kubah lava setinggi 160 meter yang melenyapkan danaunya sekaligus menyumbat gunung tersebut, ini menyebabkan jika Kelud meletus bakal memuntahkan batu-batu, bukan sekedar pasir dan lahar sehingga perlu diwaspadai," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM Dr Surono di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan hal itu usai Pemaparan Hasil-hasil Penelitian Gempa dan Gunung Api di Indonesia hasil kerja sama riset antara para peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Japan Science and Technology (JST) dan Japan International Cooperation Agency (JICA).

Pada abad ke-20, Gunung Kelud tercatat meletus pada tahun 1901, 1919, 1951, 1966, 1990 dan 2007 yang mencatatkan siklus 15 tahunan letusan gunung ini.

Meski pada 2007 letusan Gunung Kelud tak bersifat eksplosif karena hanya meletus di tengah danau dan tidak membahayakan, namun letusan Kelud sebelum-sebelumnya sangat mengerikan.

"Kelud mampu menumpahkan 150-250 juta m3 material dalam sehari saja, bandingkan dengan Gunung Merapi yang memuntahkan 150 juta m3 material tapi dalam jangka waktu sebulan. Kelud tercatat dalam sejarah juga pernah menghabiskan kerajaan Kediri," katanya.

Sementara itu dalam menyikapi meletusnya Gunung Lokon di dekat Kota Tomohon, Sulawesi Utara, Surono mengimbau pemerintah daerah setempat segera membangun jalur jalan dari Menado ke Kota Tomohon.

"Ini penting agar ada jalur evakuasi lainnya, selain yang ada selama ini yang cuma satu jalur ke luar. Juga agar ketika terjadi letusan Tomohon yang merupakan kota wisata tidak terisolir dari bantuan," katanya.

Selain itu, ujarnya, harus pula dibangun tempat pengungsian permanen di kawasan Gunung Lokon mengingat pada Juli 2010 sekitar 6.000 jiwa mengungsi.

Gunung Lokon pada Selasa pukul 11.21 Wita, meletus disertai bunyi gemuruh cukup kuat dan menggetarkan perumahan penduduk. Peningkatan aktivitas vulkanik gunung tersebut mulai terlihat sejak Senin pukul 15.00 Wita. Hingga Selasa pukul 09.00 Wita tercatat sekitar 180 kali gempa vulkanik.